Artikel

Tidakkah Kamu Memahaminya?

Saudaraku..
Tidakkah engkau memahaminya..?
Tidakkah engkau menyadarinya..?
Bahwa ini semua hanya permainan dan senda gurau yang melalaikan..

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : 

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ 

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?.” (Qs. Al an’am 32)

Kecuali mereka yang bertakwa. Karena hakekat sesungguhnya hanya orang-orang bertakwalah yang mendapatkan keuntungan dan kemenangan..

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan.” (Qs. An naba 31)

Karena Allah senantiasa bersama mereka..

مُدَّتِهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ 

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (Qs. At taubah 4)

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (Qs. At-Taubah 123)

Dan sesungguhnya orang bertakwa mendapat keuntungan yang sangat besar, dimana Allah jauhkan diri kita dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan dan Allah pula akan ampuni dosa,khilaf dan kesalahan yang kita perbuat..

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Qs. Al anfaal 29)

Furqan artinya kemampuan membedakan antara yang haq (benar) dan yang bathil, antara petunjuk dan kesesatan, dan yang halal dengan yang haram. Furqan dapat juga diartikan dengan pertolongan. 

? Muhammad bin Ishaq rahimahullah berkata :
“(niscaya Dia Azza wa Jalla akan memberikan kepadamu) kata pemutus (fashlan) antara kebenaran dan kebatilan”. Penafsiran terakhir ini dinilai Imam Ibnu Katsir rahimahullah lebih kompleks dari apa yang telah disebutkan sebelumnya. Bahkan bisa mengandung konsekuensi-konsekuensi pengertian yang ada pada pendapat-pendapat sebelumnya. Lantas, beliau menjabarkannya dengan berkata: “Barang siapa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-larangan, akan mendapatkan taufik (kemudahan) untuk mengenali antara kebenaran dan kebatilan. Dan itu (pada gilirannya) merupakan faktor yang mendatangkan kemenangan, keselamatan dan solusi bagi masalahnya di dunia dan kebahagiaannya di hari Kiamat.” (Lihat Tafsirul Qur`anil ‘Azhim 4/43, Jami’ul Bayan 9/264)

“Pengertian furqan adalah alat pembeda antara kebenaran dan kebatilan maupun saat menghadapi perkara-perkara musytabih (yang hakikatnya masih kabur). Dengan hal ini, kaum muttaqin (orang-orang yang bertakwa) -dengan taufik dari Allah- dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara yang berbahaya dan hal-hal yang bermanfaat, antara halal dan haram, serta orang-orang yang berbahagia dan orang-orang celaka di akhirat kelak.” (At-Taisir halaman 330, Al-Aisar 1/440)

__________________________

  • Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)
  • Disusun  22 Jumadal Akhirah 1437 H / 1 April 2016

Follow Akun Kami

Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.

Shahihfiqih.com © Copyright 2024 | All Rights Reserved
Powered by Fahd Network