Nasehat Ulama Tazkiyatun Nafs

Mohonlah Keteguhan Hati Kepada Allah Azza Wa Jalla

? Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:

والإنسان ما دامت روحه في جسده فهو معرّض للفتنة، ولهذا أوصي نفسي وإياكم أن نسأل الله دائماً الثبات على الإيمان ، وأن تخافوا ؛ لأن تحت أرجلكم مزالق ، فإذا لم يثبتكم الله -عز وجل- وقعتم في الهلاك، واسمعوا قول الله سبحانه وتعالى لرسوله – أثبت الخلق ، وأقواهم إيماناً : وَلَوْلاَ أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدَّتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً . فإذا كان هذا للرسول- فما بالنا نحن؛ ضعفاء الإيمان واليقين ، وتعترينا الشبهات والشهوات. فنحن على خطر عظيم ، فعلينا أن نسأل الله تعالى الثبات على الحق ، وألا يُزيغ قلوبنا ، وهذا هو دعاء أولي الألباب . رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبُنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

Seorang insan selama ruhnya masih ada di jasadnya maka ia selalu dihadapkan pada fitnah. Oleh karena itu saya wasiatkan diriku dan kalian, kita memohon kepada Allah keteguhan hati di atas keimanan, hendaknya kalian semua kawatir. Karena di bawah kaki-kaki kalian itu banyak perkara-perkara yang bisa menggelincirkan. Maka jika Allah tidak mengokohkan kalian, kalian akan bisa jatuh dalam kebinasaan. Dengarkanlah firman Allah Taala kepada RasulNya, seorang yang paling kokoh yang paling kuat imannya:

وَلَوْلاَ أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدَّتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً

“Dan kalau Kami tidak kokohkan hatimu, niscaya engkau hampir-hampir akan condong sedikit kepada mereka (orang musyrik).” (Qs. Al- Isra 74)

Maka jika perkataan ini saja ditujukan kepda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, terus bagaimana dengan kita? Orang-orang yang lemah iman dan lemah keyakinannya, yang syubhat dan syahwat sering menghampiri kita?

Maka kita dalam ancaman bahaya besar, maka wajib bagi kita memohon kepada Allah Ta’ala keteguhan di atas al-haq, agar Allah tidak menyesatkan hati-hati kita, dan ini adalah doa-nya orang-orang yang memiliki pemikiran :

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبُنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

“Wahai Rabb kami janganlah Engkau sesatkan hati-hati kami setelah Engkau memberi hidayah kepada kami.” (Qs. Ali-Imran 7)

_______________

  • Asy-Syarh Al-Mumti’ 5/388

Follow Akun Kami

Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.

Shahihfiqih.com © Copyright 2024 | All Rights Reserved
Powered by Fahd Network