Yahya bin Muadz rahimahullah berkata :
“Hati itu seperti panci, dia akan mendidihkan apa yang ada di dalamnya, sedangkan lisannya itu (ibarat) gayungnya. Maka tunggulah (untuk menilai) seseorang sehingga dia berbicara, karena lisannya akan mengambilkan untukmu apa yang ada dalam hatinya, bisa jadi rasanya manis, atau kecut, atau tawar, atau asin. Lisannya akan mengabarkan kepadamu tentang rasa hatinya.”
Hilyatul Aulia, 10/63