Artikel Mutiara Salaf

SUNNAH-SUNNAH ‘IED

1⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melaksanakan shalat ‘ied di mushalla (tempat shalat/tanah lapang), bukan di mesjid Nabawi.

2⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengenakan pakaian terbaiknya untuk shalat ‘Ied dan shalat jumat. terkadang beliau menggunakan setelan hijau atau setelan dengan garis-garis merah.

3⃣ Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa memakan beberapa butir kurma sebelum berangkat ke tempat shalat, beliau memakan dalam jumlah ganjil. ini untuk iedul fitri, adapun ketika iedul adha maka beliau tidak makan kecuali setelah pulang dari tempat shalat, dan beliau memakan daging sembelihannya.

4⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa mandi untuk menyambut kedua hari raya, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih. Sahabat Ibnu Umar yg terkenal gemar melaksanakan sunnah Nabi, konon biasa mandi sebelum berangkat ke tempat shalat.

5⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa menuju tempat shalat dengan berjalan kaki dengan membawa tombak pendek. sesampainya di lapangan beliau menancapkan tombak tersebut (sebagai sutrah) lalu shalat menghadapnya.

6⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan shalat idul fithri dan menyegerakan shalat idul adha.

7⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sesampainya di tempat shalat langsung memulai shalat tanpa adzan, iqamah, maupun seruan “ash shalaatu jaami’ah”. jadi, sunnahnya ialah tidak melakukan hal tersebut.

8⃣ Baik Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabatnya tidak pernah melakukan shalat sunnah ketika sampai di tempat shalat, baik sebelum maupun setelah shalat ied.

9⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa shalat ied terlebih dahulu baru berkhutbah. beliau shalat 2 rokaat dengan bertakbir 7 kali pada rokaat pertama secara beruntun termasuk takbiratul ihram. beliau diam sejenak diantara takbir-takbir tersebut. tidak ada riwayat valid dari Rasulullah yg menyebutkan adanya bacaan tertentu di antara takbir-takbir tsb. Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar mengangkat kedua tangannya setiap kali takbir, dan beliau dikenal sangat getol mengikuti sunnah Nabi.

1⃣0⃣ Begitu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam selesai 7x takbir, beliau langsung membaca Al Fatihah, lalu membaca surah Qaaf di salah satu rakaat, kemudian membaca surah Al Qamar di rakaat kedua. atau membaca surah Al A’la di rakaat pertama dan surah Al Ghasyiyah di rakaat kedua. keduanya sama-sama disebutkan dalam hadits shahih. tidak ada riwayat shahih yang menyebutkan bahwa beliau membaca selain surah-surah tsb.

1⃣1⃣ Usai membaca Al Fatihah dan surah, beliau ruku’, dan seterusnya sampai sempurna satu rakaat, lalu bangkit ke rokaat kedua dan bertakbir lima kali secara beruntun. kemudian membaca Al Fatihah dan surah lainnya.

1⃣2⃣ Usai Shalat, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menghadap orang-orang dan memberikan nasihat kpd mereka berupa wasiat untuk bertakwa, perintah dan larangan. terkadang beliau menyelingi khutbahnya untuk suatu keperluan. beliau tidak berkhutbah di atas mimbar, namun cukup berdiri di atas tanah. Beliau menyampaikan nasehat untuk laki-laki maupun perempuan. Beliau menganjurkan kaum wanita agar bersedekah.

1⃣3⃣ Rasulullah senantiasa mengawali khutbahnya dengan puji-pujian terhadap Allah. tidak ditemukan riwayat valid yang menyebutkan bahwa beliau mengawali khutbah iednya dengan takbir, hanya saja dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan bahwa beliau banyak bertakbir di sela-sela khutbahnya. Namun ini tidak menunjukkan bahwa beliau memulainya dengan takbir.

Para ulama berselisih pendapat tentang bagaimana mengawali khutbah ied dan shalat istisqa’. ada yg mengatakan bahwa semuanya dimulai dengan takbir. Namun ada pula yang memulai dengan istighfar untuk khutbah istisqa’, dan ada yang memulai dengan hamdalah untuk semuanya. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, yang benar ialah dimulai dengan hamdalah. berdasarkan hadits “Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan hamdalah maka ia terputus”. Dan memang Nabi biasa memulai khutbah-khutbahnya dengan hamdalah.

1⃣4⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberi keringanan bagi yang sudah shalat ied untuk duduk mendengarkan khutbah maupun beranjak pulang. 

1⃣5⃣ Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa menempuh jalan yang berbeda antara keberangkatan beliau ke tempat shalat dengan kepulangan beliau darinya. Diantara hikmahnya ialah agar syi’ar ini nampak di setiap jalan-jalan kota, dan agar lebih banyak tempat yg menjadi saksi yang meringankan orang yang melaluinya ketika berangkat shalat maupun pulang darinya.

________________________________________

  • Solo, 1 Syawwal 1438 H
  • Diringkas dari Zaadul Ma’aad karya Ibnul Qayyim
  • Oleh Ustadz Dr. Sufyan bin Fuad Baswedan, MA
Kirim Pertanyaan ke Shahihfiqih.com - Bertanya ke ulama - Kirim pertanyaan ke Ulama

Follow Akun Kami

Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.

Shahihfiqih.com © Copyright 2024 | All Rights Reserved
Powered by Fahd Network