• Kamu tahu, si fulan ternyata sombong orangnya?
• Aku cuma mau kasih tahu, kamu hati-hati sama si fulan karena dia pelit!
• Eh kamu tahu si fulan itu suka berbuat demikian dan demikian!
• Kamu tahu si fulanah itu sekarang jilbabnya lebar tapi tampak gerah, bagusan jilbab kita modis!
Saudaraku… Tahukah engkau, apa yang engkau ucapkan? Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ. قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Tahukah engkau apa itu ghibah?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan RasulNya yang lebih tahu.’ beliau berkata : ‘engkau menyebutkan tentang saudaramu yang ia tidak suka jika hal tersebut didengarkan orang lain.’ kemudian beliau ditanya, ‘Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : ‘jika (yang engkau sebut) sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim 2589).
Saudaraku.. Tahukah engkau, saat menceritakan sesuatu tentang saudara kita ataupun orang lain yang jika orang tersebut tidak suka bila hal itu kita ceritakan walaupun benar adanya, itu termasuk dalam dosa ghibah yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Dan jika ternyata tidak sesuai kenyataan maka itu adalah kedustaan (fitnah). Disinilah sebagian kita sering merasa tidak sadar jika telah mengghibah saat berbicara menyebutkan tentang orang lain, banyak yang berdalih dengan berbagai alasan padahal tanpa sadar itu telah melampaui batas..
👤 Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan :
“Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melakui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.” (Al Adzkar, 597)
👤 Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata :
“Perumpamaan orang yang mengghibah (menggunjing) orang lain adalah seperti orang yang memasang ketepel besar, lalu ia melemparkan (membuang) kebaikan-kebaikannya dengan ketepel itu ke kanan dan ke kiri, ke timur dan ke barat (sehingga kebaikannya habis).” (Bahrud Dumu’, hal 131)
👤 Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
الـذَّمُّ لَيْـسَ بِغِيْبَةٍٍ فِيْ سِتـَّةٍ مُتَظَلِّمٍ وَ مـُعَرِّفٍ وَ مُـحَذَِّرٍ وَ لِمُظْهِرٍ فِسـْقًا وَ مُسْتَفْـتٍ وَمَنْ طَلَبَ الإِعَانَةِ فِيْ إِزَالَةِ مُنْكَرٍ
“Jagalah lisanmu wahai manusia. Janganlah lisanmu sampai menyengatmu, sesungguhnya dia seperti ular. Betapa banyak penghuni kubur yang terbunuh oleh lisannya. Padahal dulu orang-orang yang pemberani takut bertemu dengannya.”
Maka benarlah jika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
وَ هَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِيْ النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ؟
“Bukankah tidak ada yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka melainkan akibat lisan-lisan mereka ?”. (HR. Tirmidzi 2616)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (HR. Bukhari 6018 dan Muslim 47)
Bagaimana jika ada orang yang mengghibah kita..?
🔹 Suatu hari Hasan Al Bashri mendapatkan berita bahwa seseorang telah menggunjingnya (ghibah). Maka Hasan Al Bashri mendatangi orang tersebut dengan membawa sepiring kue manis, lalu berkata kepadanya:”Saya mendengar bahwa Anda telah menghadiahkan kepada saya pahala Anda, maka hari ini saya ingin membalas kebaikan Anda.”
Syaikh Dr. Abdullah al Syurikah berkata :
“Diantara rahmat Allah kepada hamba-Nya adalah ketika dia jadikan orang-orang lain mengghibahi dirinya atau berdusta atas nama dirinya, agar hilang kejelekkan-kejelekannya dan dia pun mengambil kebaikan orang yang mengghibahinya. Maka jangan anda terlalu sedih jika mendengar anda telah dibicarakan jelek oleh orang lain.”
Saudaraku, dengarlah apa yang Allah telah sampaikan untukmu jika engkau tetap dalam kebiasaan “ghibahmu”..
إِنَّ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ أَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ * أُولَئِكَ الَّذِينَ لَهُمْ سُوءُ الْعَذَابِ وَهُمْ فِي الآخِرَةِ هُمُ الأخْسَرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan buruk mereka, sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan buruk (di dunia) dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling rugi.” (Qs. An Naml 4-5)
Semoga Allah lindungi kita dari “memberikan hadiah-hadiah” paling berharga dari diri kita tanpa kita sadari.. Semoga Allah jaga kita dari minus dan habisnya pahala kita kelak saat menghadapNya..
Aamiin ya rabbal ‘alamin
_______________________________
- ✍ Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)
- 21 Dzul Hijjah 1436 H/ 4 Desember 2015