SUNNAH-SUNNAH IDUL FITRI
1. Takbir Idul Fitri
Waktunya: Mulai dari tenggelamnya matahari di malam Idul Fitri hingga shalat Id. (Lihat: Al-Majmu’ 5/30, Al-Inshaf 2/304).
Allah Ta’ala berfirman:
وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
“Agar kalian menyempurnakan bilangan (hari Ramadhan) dan bertakbir (mengagungkan) Allah atas petunjuk-Nya, agar kalian bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Lafazh takbir yang paling afdhal adalah yang diriwayatkan dari beberapa sahabat, seperti:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallah, wallahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd.”(HR. Ibnu Abi Syaibah 2/168)
Namun, para ulama mengatakan bahwa ucapan takbir tidak terikat pada lafazh tertentu. (Lihat: Al-Mudawwanah Al-Kubra 1/245, Asy-Syarh Al-Mumti’ 5/171).
Disunnahkan bagi laki-laki untuk mengeraskan suara takbir, sementara wanita melirihkannya.
2. Shalat Idul Fitri
Hukumnya sunnah muakkadah bagi laki-laki dan perempuan. (Lihat: Al-Maj’mu 5/2, Al-Kafi 1/263).
Rasulullah ﷺ bahkan sampai memerintahkan wanita, termasuk yang haid, untuk hadir ke tempat shalat, meskipun tidak ikut shalat.
Ummu ‘Athiyah radhiyallahu ‘anha berkata:
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى؛ الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ، فَأَمَّا الْحَيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ
“Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk membawa keluar para wanita pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, baik para gadis remaja, wanita haid, maupun wanita pingitan. Adapun wanita haid, mereka menjauhi tempat shalat tetapi tetap menyaksikan kebaikan dan doa kaum Muslimin.” (HR. Bukhari, no. 324)
3. Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Disunnahkan makan beberapa butir kurma dalam jumlah ganjil sebelum berangkat shalat Id. Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا
“Nabi ﷺ tidak berangkat shalat pada hari Idul Fitri sebelum makan beberapa butir kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah ganjil.” (HR. Bukhari, no. 953).
4. Berangkat Shalat Id dengan Berjalan Kaki
Disunnahkan berjalan kaki menuju tempat shalat Id kecuali jika ada uzur.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى العِيدِ مَاشِيًا
“Di antara sunnah adalah keluar menuju shalat Id dengan berjalan kaki.” (HR. Tirmidzi, no. 530).
5. Menempuh Jalan yang Berbeda Ketika Pulang
Dari Jabir radhiyallahu ’anhu, ia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Rasulullah ﷺ pada hari raya biasa menempuh jalan yang berbeda (saat pergi dan pulang dari salat Id).” (HR. Bukhari, no. 986)
6. Berpakaian Rapi dan Bersih
Disunnahkan bagi laki-laki memakai pakaian terbaik yang dimiliki, selain sutra dan emas. Karena keduanya haram bagi laki-laki.
(HR. Malik 2/248, Bukhari, no. 1239, Muslim, no. 2066).
7. Larangan Tabarruj bagi Wanita
Wanita tidak boleh memakai pakaian mencolok, berlebihan dalam berhias, atau memakai wewangian saat keluar ke tempat shalat Id.
Mereka diperintahkan untuk menutup aurat dengan baik.
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ
“Dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33).
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَالمَرْأَةُ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِالمَجْلِسِ فَهِيَ زَنِيَةٌ
“Jika seorang wanita memakai wewangian, lalu melewati sekelompok orang agar mereka mencium aromanya, maka ia adalah seorang pezina.” (HR. Abu Dawud, no. 4172 dan Tirmidzi, no. 2786).
8. Saling Memberikan Tahniah
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata: “Para sahabat Rasulullah ﷺ, apabila bertemu pada hari raya, sebagian mereka mengucapkan kepada sebagian yang lain:
تَقبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
‘Taqabbalallahu minna wa minka’ (Semoga Allah menerima amal ibadah dari kami dan dari anda).” (Lihat: At-Targhib wa At-Tarhib, no. 381).
9. Amalan Hati Idul Fitri
Dan hendaknya seorang muslim pada hari Id tidak melupakan amalan hatinya, diantaranya:
– Menunaikan shalat dengan khusyuk.
– Memperbanyak dzikir dan doa.
– Mengharap rahmat Allah dan takut akan azab-Nya.
– Hendaknya berkumpulnya manusia di hari itu sebagai pengingat akan berkumpulnya seluruh manusia kelak di Hari Kiamat
– Memperlihatkan kegembiraan.
(Lihat: Majalis Ramadhan, hal. 226)