Khutbah Pertama
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي عَظُمَ فِي عُيُونِ خَوَاصِّ عِبَادِهِ، فَخَافُوهُ وَرَجَوْهُ، وَأَطَاعُوهُ وَعَظَّمُوهُ،
وَنَزَّهُوهُ عَمَّا لَا يَلِيقُ بِجَلَالِهِ، وَقَدَّرُوهُ حَقَّ قَدْرِهِ، وَعَامَلُوهُ بِمَا هُوَ لَهُ أَهْلُهُ.
نَحْمَدُهُ تَعَالَى وَنَشْكُرُهُ، وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَا يُشَابِهُ خَلْقَهُ، وَلَا يَحْتَاجُ إِلَىٰ أَحَدٍ مِنْ عِبَادِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ تَعْظِيمًا لِرَبِّهِ، وَأَشَدُّهُمْ خُضُوعًا لِأَمْرِهِ وَنَهْيِهِ،
صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ سَارَ عَلَىٰ نَهْجِهِ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.
أَمَّا بَعْدُ،
Ma’asyirol Muslimin wa Zumrotal Mu’minin…
Dari mimbar yang mulia ini, khatib tak henti-hentinya mengingatkan diri pribadi dan jama’ah sekalian untuk bertakwa dan terus beristigfar memohon ampunan kepada Allah Ta’ala, karena Allah tidak akan mengadzab penduduk suatu negeri selama mereka beristigfar.
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ
“Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.” (QS. Al-Anfal: 33)
Sidang Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…
Siapa pun yang menyekutukan Allah dalam ibadah, maka sejatinya ia tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Sebagaimana firman-Nya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٞ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥٓۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخۡلُقُواْ ذُبَابٗا وَلَوِ ٱجۡتَمَعُواْ لَهُۥۖ وَإِن يَسۡلُبۡهُمُ ٱلذُّبَابُ شَيۡـٔٗا لَّا يَسۡتَنقِذُوهُ مِنۡهُۚ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلۡمَطۡلُوبُ (٧٣) مَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Wahai manusia, telah dibuatkan suatu perumpamaan, maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah itu tidak mampu menciptakan seekor lalat pun, meskipun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan mampu merebutnya kembali. Lemah benar yang meminta dan yang diminta. Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al-Hajj: 73–74)
Maka siapa pun yang menyembah selain Allah sesuatu yang bahkan tidak mampu menciptakan makhluk yang paling lemah—seperti lalat—bahkan tidak sanggup merebut kembali sesuatu yang diambil lalat darinya, sungguh ia belum memuliakan Allah dengan sebenar-benarnya.
Allah juga berfirman:
وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعٗا قَبۡضَتُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطۡوِيَّٰتُۢ بِيَمِينِهِۦۚ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
“Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat, dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar: 67)
Siapa pun yang menyekutukan Allah dengan sesuatu yang sama sekali tidak memiliki kekuasaan atau kemuliaan, berarti ia tidak memuliakan Allah sebagaimana mestinya. Ia telah menyamakan Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Agung dengan makhluk yang lemah dan hina!
Termasuk orang yang tidak mengagungkan Allah dengan sebenarnya adalah: orang-orang yang menyangka bahwa Allah tidak mengutus rasul, tidak menurunkan kitab, dan membiarkan makhluk-Nya tanpa arahan dan tujuan. Seolah-olah menciptakan mereka dengan sia-sia dan tanpa hikmah.
Begitu juga orang yang menafikan sifat-sifat Allah seperti pendengaran, penglihatan, kehendak, pilihan, ketinggian-Nya di atas makhluk, perkataan-Nya, dan kemampuan-Nya untuk berbicara dengan siapa pun yang Dia kehendaki. Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya.
Kemudian ada kelompok Qadariyyah. Mereka meyakini bahwa perbuatan manusia terjadi di luar kehendak dan kekuasaan Allah. Seolah-olah ada sesuatu yang bisa terjadi di alam semesta ini tanpa izin dan kehendak-Nya. Keyakinan seperti ini bahkan lebih buruk daripada keyakinan kaum Majusi. Mereka tidak memuliakan Allah sebagaimana mestinya.
Di sisi lain, ada kelompok Jabriyyah sebagai lawan dari Qadariyyah. Mereka juga jatuh dalam kesalahan besar. Mereka meyakini bahwa manusia sama sekali tidak punya kehendak. Dengan kata lain, mereka beranggapan bahwa Allah menghukum hamba atas sesuatu yang tidak pernah dia lakukan secara sadar atau atas kehendaknya sendiri. Bukankah ini bentuk kezhaliman yang sangat besar?
Lalu ada kelompok Ahlul Hulul wal-Ittihad, yang berkeyakinan bahwa Allah berada di semua tempat, termasuk di tempat-tempat najis dan menjijikkan. Mereka menolak keyakinan bahwa Allah berada di atas ‘Arsy, padahal dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan Sunnah sangat jelas menunjukkan bahwa amal-amal shalih, doa, dan para malaikat naik menuju Allah yang Maha Tinggi. Mereka pun tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya.
Sidang Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah…
Termasuk bentuk tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya adalah:
Siapa saja yang menafikan sifat-sifat Allah yang telah Dia tetapkan untuk diri-Nya. Mereka mengingkari bahwa Allah mencintai, merahmati, meridhai, murka, membenci, dan bahwa semua ciptaan-Nya tidak lain adalah lahir dari hikmah yang sempurna dan tujuan yang agung.
Sebagian lagi mengingkari bahwa Allah benar-benar datang pada hari Kiamat untuk mengadili hamba-hamba-Nya, dan bahwa Allah pernah berbicara langsung kepada Nabi Musa ‘alaihis salam.
Semua ini menunjukkan bahwa mereka belum memuliakan Allah dengan sebenar-benarnya.
Tak kalah berbahaya, tidak pula mengagungkan Allah siapa pun yang berkata bahwa Allah memiliki istri atau anak. Atau berkata bahwa Allah menyatu dengan makhluk, atau makhluk adalah perwujudan dari diri-Nya.
Tidak pula mengagungkan Allah, orang-orang yang menyangka bahwa Allah mengangkat musuh-musuh para Nabi dan menghinakan para wali-Nya, mengangkat orang-orang yang dimurkai-Nya, dan merendahkan mereka yang dicintai-Nya.
Inilah keyakinan buruk yang diyakini oleh kelompok Rafidhah, dan ini termasuk bentuk celaan terbesar terhadap keadilan dan hikmah Allah.
Demikian pula, tidak memuliakan Allah siapa saja yang menuduh para nabi berdusta atas nama Allah selama bertahun-tahun. Namun anehnya, Allah terus menolongnya, meninggikan namanya, mengabulkan doanya, dan memenangkan dakwahnya.
Ini sejatinya adalah tuduhan buruk terhadap ilmu Allah, hikmah-Nya, dan rahmat-Nya.
Tidak memuliakan Allah siapa pun yang berkeyakinan bahwa Allah bisa memasukkan para wali-Nya ke dalam neraka selama-lamanya, sementara musuh-musuh-Nya dimasukkan ke surga yang penuh kenikmatan.
Ini bertentangan dengan sifat keadilan, hikmah, dan janji Allah yang telah ditegaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Tidak pula mengagungkan Allah, orang-orang yang mengingkari adanya hari kebangkitan, hari pembalasan, keadilan bagi yang dizalimi, dan kemuliaan bagi mereka yang sabar dalam menjalani hidup karena mengharap ridha Allah.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنْ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْعَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلْعَلِيِّ ٱلكَبِيرِ، ٱلَّذِي لَا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَارَ، وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ،
خَلَقَ ٱلْخَلْقَ بِحِكْمَةٍ، وَأَمَرَهُمْ لِعِبَادَتِهِ بِرَحْمَةٍ، وَأَقَامَ ٱلْحُجَّةَ عَلَيْهِمْ بِعَدْلٍ وَعِلْمٍ وَقُدْرَةٍ.
نَحْمَدُهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ، وَنَسْتَعِينُهُ عَلَىٰ طَاعَتِهِ، وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ حَالِ أَهْلِ ٱلْغَفْلَةِ وَٱلْمَهَانَةِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَا شَبِيهَ لَهُ وَلَا نِدَّ وَلَا ضِدَّ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَفْوَةُ خَلْقِهِ، وَأَكْرَمُهُمْ عِنْدَهُ، بَلَّغَ ٱلرِّسَالَةَ، وَأَدَّى ٱلْأَمَانَةَ، وَنَصَحَ ٱلْأُمَّةَ، وَجَاهَدَ فِي ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ،
Ma’asyiral Muslimin wa Zumratal Mu’minin…
Termasuk yang tidak memuliakan Allah adalah:
Orang yang menganggap ringan perintah dan larangan-Nya.
Orang yang lalai dari mengingat-Nya, lebih mengikuti hawa nafsu daripada mencari ridha-Nya.
Orang yang lebih takut kepada manusia dibandingkan takut kepada Allah.
Orang yang begitu sibuk melayani manusia, namun malas dan berat dalam beribadah kepada Rabb-nya.
Dan orang yang memberi sisa waktunya untuk Allah, sementara waktu terbaiknya ia curahkan untuk selain-Nya.
Maka tanyakan pada diri kita masing-masing,
Apakah kita telah mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan?
Dan yang lebih parah dari semua itu, wahai jama’ah sekalian, adalah mereka yang menyamakan antara Allah dan makhluk dalam hal ibadah.
Mereka menyamakan makhluk dengan Allah dalam hal takut dan harap, dalam ketundukan dan pengagungan, dalam rasa hina di hadapan yang disembah.
Padahal tidak ada yang layak disembah, ditunduki, dan diagungkan selain Allah semata.
Betapa mengerikannya, sebagian dari mereka justru mempersekutukan Allah dengan makhluk yang paling dibenci oleh-Nya, yaitu setan.
Diserahkan padanya rasa takut, rasa tunduk, rasa cinta, bahkan doa dan permohonan.
Allah berfirman:
۞أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ (٦٠) وَأَنِ ٱعۡبُدُونِيۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kalian, wahai anak Adam, agar tidak menyembah setan? Sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian. Dan sembahlah Aku, inilah jalan yang lurus.” (QS. Yasin: 60–61)
Kaum musyrik dahulu menyangka bahwa mereka menyembah malaikat, padahal mereka sejatinya menyembah setan. Demikian pula para penyembah matahari, bulan, dan bintang: mereka menyangka sedang menyembah ruh-ruh langit, padahal mereka menyembah setan yang menampakkan diri kepada mereka. Begitu pula orang yang menyembah Al-Masih Isa dan ibunya, sejatinya mereka menyembah setan yang memerintahkan penyembahan tersebut.
Maka semua bentuk ibadah kepada selain Allah, sejatinya adalah ibadah kepada setan. Para penyembah merasa menikmati hal itu, dan setan pun mendapatkan kesenangan dari pengagungan yang ditujukan kepadanya.
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعٗا يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ قَدِ ٱسۡتَكۡثَرۡتُم مِّنَ ٱلۡإِنسِۖ وَقَالَ أَوۡلِيَآؤُهُم مِّنَ ٱلۡإِنسِ رَبَّنَا ٱسۡتَمۡتَعَ بَعۡضُنَا بِبَعۡضٖ وَبَلَغۡنَآ أَجَلَنَا ٱلَّذِيٓ أَجَّلۡتَ لَنَاۚ قَالَ ٱلنَّارُ مَثۡوَىٰكُمۡ خَٰلِدِينَ فِيهَآ إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۚ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٞ
“Dan (ingatlah) hari ketika Allah mengumpulkan semuanya, (Allah berfirman): ‘Wahai golongan jin, kalian telah menyesatkan banyak manusia.’ Dan pengikut mereka dari kalangan manusia berkata, ‘Ya Rabb kami, kami saling mengambil manfaat satu sama lain, dan kami telah mencapai ajal yang Engkau tentukan bagi kami.’ Allah berfirman: ‘Neraka adalah tempat kalian selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.’” (QS. Al-An‘am: 128)
Inilah rahasia mengapa syirik adalah dosa paling besar, yang tidak akan diampuni tanpa taubat, dan mengharuskan siksa kekal di neraka. Sebab, pengharaman dan keburukannya bukan sekadar karena dilarang, tetapi karena secara fitrah dan akal sehat, tidak mungkin Allah meridhai dipersekutukan dengan makhluk-Nya. Tidak mungkin Dzat yang memiliki keagungan dan kesempurnaan mengizinkan atau meridhai adanya sekutu dalam ibadah kepada-Nya.
Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Ummatal Islam…
Bertakwalah kepada Allah dan agungkanlah Dia dengan sebenar-benarnya.
Jangan kau sejajarkan Dia dengan siapa pun dalam rasa takut, cinta, harap, dan ibadahmu.
Tunduklah hanya kepada-Nya, muliakan perintah dan larangan-Nya, dan jadikan ridha-Nya lebih berharga dari segala yang kau miliki.
Karena siapa yang mengagungkan Allah di hatinya, Allah akan angkat derajatnya di dunia dan akhirat.
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ، إِنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيُّهُ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمِنِّكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِينَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الْإِسْلَامِ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًاً مُطْمَئِنًا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اللَّهُمَّ ٱقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ ٱلْيَقِينِ مَا يُهَوِّنُ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ ٱلدُّنْيَا، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَٱجْعَلْهُ ٱلْوَارِثَ مِنَّا، وَٱجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَىٰ مَنْ ظَلَمَنَا، وَٱنْصُرْنَا عَلَىٰ مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ ٱلدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا وَوَفِّقْهُمْ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ، وَجَنِّبْهُمْ بِطَانَةَ السُّوءِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ ٱلِلَّهَ يَأْۡمُرُ بِٱلِۡعَدْۡلِ وَٱلِۡإِحْۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلِۡقُرْۡبَىٰ وَيَنْۡهَىَٰ عَنِ ٱلِۡفَحْۡشَآءِ وَٱلِۡمُنْكَرِ وَٱلْبَغٍّۡيِۚ يَعِظُكُمْۡ لَعَلَّكُمْۡ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ الْجَلِيلَ يُذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلِذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ..
(Terinspirasi dari nasehat yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 321-329)