Khutbah Pertama
الْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ الْقُلُوبِ، وَنُورَ الصُّدُورِ، وَجَلَاءَ الْأَحْزَانِ، وَذَهَابَ الْهُمُومِ وَالْغُمُومِ، مَنْ تَمَسَّكَ بِهِ هُدِيَ، وَمَنْ اسْتَشْفَىٰ بِهِ شُفِيَ، وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ، وَمَنْ دَعَا بِهِ أُجِيبَ.
نَحْمَدُهُ عَلَىٰ مَا أَسْبَغَ مِنَ النِّعَمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ شِفَاءً وَرَحْمَةً وَهُدًى، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، بَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَأَدَّى الْأَمَانَةَ، وَنَصَحَ الْأُمَّةَ، وَجَاهَدَ فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ. صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Ma’asyirol muslimin wa zumrotal mu’minin…
Dari mimbar yang mulia ini, khatib kembali mengingatkan diri sendiri dan segenap jamaah agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Karena takwa merupakan kunci keberuntungan di dunia dan akhirat.
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 189)
Sidang jama’ah jumat yang Allah muliakan…
Setiap insan tentu mendambakan hidup yang sehat; sehat jasmani, juga sehat rohani. Maka manusia pun akan berusaha menghindari dan mengobati segala penyakit yang datang menyerang: baik penyakit tubuh maupun penyakit hati.
Namun ketahuilah jam’ah yang Allah rahmati, bahwa Allah Ta’ala, Rabb kita yang Maha Pengasih telah menurunkan obat untuk segala penyakit. Hanya saja tidak setiap orang mendapatkan taufik untuk mengenal dan menggunakannya. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ، وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ
“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga menurunkan obatnya. Ada yang mengetahuinya dan ada pula yang tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad, no. 18456)
Hadits ini mencakup seluruh jenis penyakit: penyakit hati, penyakit jiwa, dan penyakit jasmani, dan demikian pula mencakup seluruh jenis obatnya.
Ummatal Islam…
Ketahuilah, bahwa salah satu obat paling ampuh dan menyeluruh untuk seluruh jenis penyakit itu bernama Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“Katakanlah: Al-Qur’an itu bagi orang-orang yang beriman adalah petunjuk dan penyembuh.” (QS. Fushshilat: 44)
Dan Dia juga berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isrā’: 82)
Al-Qur’an adalah penawar hati dari berbagai penyakit yang menghancurkan, seperti: penyakit kebodohan, keraguan, kemunafikan, riya’, cinta popularitas, takjub pada diri sendiri, hasad, dan syahwat terlarang. Semua penyakit itu bisa disembuhkan oleh Al-Qur’an bagi mereka yang mentadabburi kandungan isinya dengan benar
Di dalam Al-Qur’an, terdapat petunjuk dan ketenangan yang mencukupi mereka yang sedang terluka. Ia menyembuhkan orang yang sakit, dan menenangkan orang yang gelisah. Tidak ada obat yang lebih sempurna, lebih bermanfaat, lebih agung, dan lebih mujarab untuk mengangkat berbagai penyakit selain Al-Qur’an.
Ma’asyiral muslimin wa zumrotal mu’minin…
Tak hanya penyakit hati, Al-Qur’an pun bisa menjadi obat bagi penyakit fisik. Sebuah kisah menakjubkan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ’anhu. Ia menceritakan bahwa sekelompok sahabat Rasulullah ﷺ pernah singgah di suatu perkampungan Arab. Mereka meminta dijamu, namun penduduk kampung itu menolak. Lalu kepala suku kampung tersebut disengat binatang berbisa. Mereka sudah mencoba segala upaya untuk mengobatinya, namun tidak berhasil.
Akhirnya, mereka mendatangi para sahabat dan memohon bantuan. Salah seorang sahabat berkata:
نَعَمْ، وَاللَّهِ إِنِّي لَرَاقٍ، وَلَكِنْ وَاللَّهِ لَقَدِ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُونَا، فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا
“Ya, demi Allah aku bisa meruqyah, tapi kalian menolak menjamu kami. Aku tidak akan meruqyah sampai kalian memberikan imbalan.”
Mereka pun sepakat dengan imbalan sekawanan kambing, lalu sahabat itu mulai meruqyah dengan membaca ayat:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Ia meniupkan bacaan itu kepada kepala suku, dan seketika ia sembuh seperti tak pernah sakit sebelumnya.
Ketika mereka melapor kejadian ini kepada Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ؟ أَصَبْتُمْ، اقْسِمُوا، وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ بِسَهْمٍ
“Bagaimana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu adalah ruqyah? Kalian benar! Bagilah imbalan itu dan sisakan satu bagian untukku.” (HR. Bukhari, no. 2276 dan Muslim, no. 2201)
Lihatlah, betapa ayat-ayat Al-Qur’an benar-benar menjadi penyembuh yang nyata, bahkan penyakit fisik sekalipun
Ibnu Qayyim rahimahullah pernah bercerita:
“Aku pernah tinggal di Makkah untuk beberapa waktu, dan saat itu aku sering mengalami berbagai penyakit. Tidak ada dokter dan tidak ada obat. Maka aku mengobati diriku sendiri dengan membaca Al-Fatihah, dan aku mendapati pengaruhnya sangat luar biasa. Lalu aku sarankan kepada beberapa orang yang sakit, dan banyak di antara mereka langsung sembuh.” (Lihat: Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 7)
Ma’asyirol muslimin…
Selain Al-Qur’an dan surat Al-Fatihah, Rasulullah ﷺ juga mengajarkan dzikir yang sangat bermanfaat ketika seseorang merasakan sakit pada anggota badannya.
Pertama, letakkan tangan pada bagian tubuh yang terasa sakit.
Kedua, ucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ
sebanyak tiga kali.
Ketiga, lanjutkan dengan membaca dzikir berikut sebanyak tujuh kali:
أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan apa yang aku rasakan dan aku khawatirkan.” (HR. Muslim, no. 2202)
Dzikir ini diajarkan langsung oleh Nabi ﷺ sebagai bentuk permohonan pertolongan kepada Allah agar diangkat penyakit dan dijauhkan dari keburukan yang ditakuti. Sebuah doa yang sederhana, namun sarat keimanan dan penuh harap.
أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَلِيَّ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَابَ شِفَاءً وَرَحْمَةً وَهُدًى، وَجَعَلَ فِيهِ نُورًا لِلْمُؤْمِنِينَ، وَتِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ، وَشِفَاءً لِمَا فِي ٱلصُّدُورِ، وَرَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ.
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.
Ma’asyirol muslimin wa zumrotal mu’minin…
Bertakwalah kepada Allah Ta’ala, karena di dalam Al-Qur’an yang merupakan obat segala bentuk penyakit, terdapat janji solusi jalan keluar dari setiap kesulitan, dan rezeki dari arah yang tak pernah ia sangka-sangka, bagi siapa saja yang bertakwa.
وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Thalaq: 2–3)
Sidang jama’ah jum’at yang Allah muliakan…
Ada satu hal penting yang perlu diperhatikan: bahwa ayat-ayat Al-Qur’an, dzikir, dan doa-doa yang digunakan untuk ruqyah memang secara dzatnya mengandung manfaat dan bisa menyembuhkan. Tetapi, keberhasilannya juga bergantung pada kesiapan hati orang yang meruqyah dan yang diruqyah.
Jika tidak terjadi kesembuhan, bisa jadi karena lemahnya ruhani dan keyakinan orang yang membaca, atau karena hati orang yang sakit belum siap menerima karena tidak begitu yakin dengan pengobatan ilahi ni, atau adanya penghalang lain seperti dosa, kelalaian hati, atau makanan haram.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
ادْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai dan sibuk.” (HR. Tirmidzi, no. 3479)
Begitu pula dalam hadits tentang seseorang yang berdoa, tapi doanya tidak dikabulkan karena makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan tubuhnya tumbuh dari sesuatu yang haram. Maka Nabi ﷺ bersabda:
أَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟
“Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim, no. 1015)
Ma’asyiral muslimin rahimanii warahimakumullah…
Marilah kita kembali kepada Al-Qur’an. Jadikanlah ia bacaan harian yang bukan hanya dibaca namun ditadabburi, penawar luka, dan penguat hati. Ketika sakit menghampiri, selain mengandalkan obat dokter, tetapi coba obatilah juga dengan Al-Qur’an, sebagai bentuk keimanan terhadap firman Allah dan sabda Rasulullah ﷺ.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk hamba-hamba yang mencintai Al-Qur’an, dan menjadikannya penyejuk mata, penawar hati, serta penuntun hidup di dunia dan akhirat.
آمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ…
إِنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيَّهَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًاً.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، وَيَا قَاضِي الْحَاجَاتِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قُلُوبِنَا، وَنُورَ صُدُورِنَا، وَجَلَاءَ أَحْزَانِنَا، وَذَهَابَ هُمُومِنَا وَغُمُومِنَا، وَشِفَاءَ قُلُوبِنَا وَأَبْدَانِنَا.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا وَوَفِّقْهُمْ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَقَرِّبَ إِلَيْهِمْ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ، وَجَنِّبْهُمْ بِطَانَةَ السُّوءِ.
اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ، اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ، فِي فِلَسْطِينَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْيَهُودِ، رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ، فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ.
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأْۡمُرُ بِٱلِۡعَدْۡلِ وَٱلِۡإِحْۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلِۡقُرْۡبَىٰ وَيَنْۡهَىَٰ عَنِ ٱلِۡفَحْۡشَآءِ وَٱلِۡمُنْكَرِ وَٱلْبَغٍّۡيِۚ يَعِظُكُمْۡ لَعَلَّكُمْۡ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ الْجَلِيلَ يُذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلِذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ..
(Terinspirasi dari nasehat yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 4-10)