? Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :
إذا أتاك رجلٌ يشكو إليك رجلًا، فقل: يا أخي، اعفُ عنه؛ فإنَّ العفو أقرب للتقوى،
Apabila seseorang datang kepadamu mengeluhkan akan perbuatan orang lain, maka katakanlah: “Wahai saudaraku, maafkanlah dia, karena sikap pemaaf lebih dekat kepada ketakwaan.”
فإن قال: لا يحتمِل قلبي العفوَ، ولكن أنتصر كما أمرَني الله عزَّ وجل
Tetapi jika dia mengatakan : “hatiku tidak dapat memaafkan, akan tetapi aku akan membela diri sebagaimana Allah Azza wa Jalla perintahkan aku.” ¹
فقل له: إن كنتَ تُحسِن أن تنتَصِر, وإلا فارجع إلى باب العفو؛
Maka katakan kepadanya : “Jika engkau mampu untuk berlaku baik dalam membela diri (maka lakukanlah), namun jika tidak maka kembalilah kepada sifat pemaaf.”
فإنه باب واسع، فإنَّه مَن عفَا وأصلحَ فأجره على الله، وصاحِبُ العفو ينام على فراشه بالليل، وصاحب الانتصار يقلِّب الأمور؛ لأن الفُتُوَّة هي العفوُ عن الإخوان
Karena perkaranya luas, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah, dan seorang pemaaf akan mudah tidur di ranjangnya di malam hari, namun orang yang cenderung membela diri akan membolak-balikkan perkara, karena kewibawaan itu dengan memberikan maaf kepada saudaranya.
_____________
¹ Firman Allah Ta’ala surat As-Syura ayat 39
وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ
“Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.” (Qs. As-Syura 39)
____________________
- Abu Nu’aim, Al-Hilyah, 8/112