PERTANYAAN :
Apakah hukum Allah terhadap orang melakukan istighatsah kepada para wali ketika dia ditimpa suatu musibah?
JAWABAN :
Barangsiapa yang melakukan istighatsah kepada para wali setelah mereka meninggal dunia atau dalam kondisi ketidakhadiran mereka dari sisinya, maka dia adalah seorang yang telah melakukan syirik akbar, berdasarkan Firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ . وَإِنْ يَّمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَّشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِي
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudzarat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim. jika Allah memmpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang di kehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs. Yunus: 106-107)
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa alaa Alihi wa shahbihi wa sallam
___
? Fatwa Lajnah Da’imah, hal. 78.