Coba berfikir..
Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, SUPAYA TIDAK HAPUS (PAHALA) AMALANMU, sedangkan kamu tidak menyadari.” (Qs. Al-Hujarat 2)
Coba perhatikan..
Mengangkat suara lebih keras didepan Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- saja dapat membatalkan amalan, apalagi lebih mengutamakan pendapat/akal pribadi dibanding sunnah nabi shalallahu alaihi wasallam.
Masih mendahulukan akal logika tatkala sudah bertemu sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam..?
Coba Antum pikir lagi.
_______________________
Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)
Disusun 16 DzulQa’dah 1439 H / 26 juli 2018 Muara Enim, Sumatra Selatan