PERTANYAAN :
Jika seseorang sedang diuji dengan penyakit atau musibah yang buruk pada jiwa dan harta, bagaimana cara mengenali bahwa hal itu ujian atau murka dari Allah?
JAWABAN :
Allah Azza Wa Jalla menguji hamba-hambaNya dengan kebahagiaan dan kesedihan, dengan kesulitan dan kemudahan, bisa jadi Dia menguji mereka untuk mengangkat derajat mereka dan melipatgandakan kebaikan mereka, sebagaimana yang Dia lakukan kepada para Nabi dan Rasul ‘alaihimus salam dan kepada orang-orang sholeh dari hambaNya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
أشد الناس بلاء الأنبياء ، ثم الأمثل فالأمثل
“Manusia yang paling keras bala’nya (ujiannya) adalah para Nabi, kemudian yang serupa dengan mereka, demikian seterusnya.”
🔴 Kadang kala Allah Subhanahu wa Ta’ala melakukannya disebabkan oleh kemaksiatan dan dosa, dan mensegerakan hukumanNya, sebagaimana dalam firman-Nya:
وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم ويعفو عن كثير
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (Qs. Asy Syura 30)
🔺 Jika pada umumnya seorang manusia tidak maksimal dalam menjalankan kewajiban, maka apa yang menimpanya disebabkan karena dosa-dosanya dan kelalaiannya akan perintah Allah.
🔺 Dan jika salah seorang dari hamba Allah yang sholeh diuji dengan penyakit atau semacamnya, maka hal ini termasuk sejenis dengan ujian yang menimpa para Nabi dan Rasul untuk mengangkat derajat, mengagungkan pahalanya, dan agar menjadi teladan bagi yang lain dalam hal kesabaran dan pengharapan.
📌 KESIMPULANNYA :
Bahwa bisa jadi bala’ (ujian) itu mengangkat derajat, dan mengagungkan pahala, sebagaimana yang Allah lakukan kepada para Nabi dan para hamba-hamba pilihanNya, bisa juga untuk menghapuskan dosa, sebagaimana dalam firman Nya:
من يعمل سوءً يُجز به
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu.” (Qs. An Nisa’ 123)
Dan berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
ما أصاب المسلم من همٍّ ولا غم ولا نصب ولا وصب ولا حزن ولا أذى إلا كفَّر الله به من خطاياه حتى الشوكة يشاكها
“Tidaklah ada yang menimpa seorang muslim dari mulai kerisauan, kegundahan, keburukan, penyakit, kesedihan dan duka kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosanya sampai duri yang menancap sekalipun.”
من يرد الله به خيراً يُصِب منه
“Barang siapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya , maka dia akan memberi ujian baginya.”
🔵 Namun bisa jadi juga kejadian itu merupakan hukuman yang disegerakan karena disebabkan oleh maksiat dan tidak segera bertaubat, sebagaimana dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam :
إذا أراد الله بعبده الخير عجَّل له العقوبة في الدنيا ، وإذا أراد بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافيه به يوم القيامة
“Jika Allah menginginkan kepada hamba-Nya sebuah kebaikan maka Dia akan mensegerakan hukumannya di dunia, dan jika mengingikan keburukan kepada hamba-Nya maka Allah akan menahan hukuman-Nya dengan dosanya hingga akan dilaksanakan pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi) Hasan
_____________________________
- Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah
- Majmu’ Fatawa wa Maqalat, 4/370