Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
كُلُّ أُمَّتِـي مُعَافًى إِلاَّ الْـمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْـمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ فَيَقُولُ: يَا فُلاَنُ، عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا؛ وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ
“Seluruh umatku akan dimaafkan oleh Allah, kecuali orang-orang yang berbuat (maksiat) secara terang-terangan.
Di antara bentuk menampakkan maksiat adalah ketika seseorang melakukan dosa di malam hari, dan Allah telah menutupinya. Namun, pagi harinya ia malah berkata, ‘Wahai Fulan! Semalam aku telah melakukan ini dan itu.’
Sungguh, pada malam itu Rabbnya telah menutupi aibnya, namun di pagi hari ia justru membeberkan sendiri apa yang telah Allah subhanahu wa ta’ala tutupi.”
? HR. al-Bukhari, no. 6069, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu