Artikel Mutiara Salaf

16 Kunci Menjadi Pembuka Kebaikan Dan Menutup Pintu Keburukan

16 Kunci Menjadi Pembuka Kebaikan Dan Menutup Pintu Keburukan:

  1. Meyakini bahwa hanya Allah-lah yang dapat menjadikan seorang hamba sebagai seorang insan pembuka pintu kebaikan & penutup pintu keburukan. Maka seorang hamba perlu banyak berdoa, berharap, dan memohon kepada Allah agar dijadikan sebagai hamba yang dapat membuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
  2. Memiliki niatan untuk mengikhlaskan segala amalan untuk Allah semata, tidak untuk riya’, berbangga diri, takabur, sombong, sum’ah dan penyakit semisal lainnya. Sebab keikhlasan dalam beramal, atau yang biasa disebut tauhid, merupakan kunci segala kebaikan, bahkan merupakan kunci pintu surga.
  3. Mau belajar ilmu yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab ilmu yang bersumber dari keduanya merupakan pondasi semua kebaikan.
  4. Perhatian dan mendahulukan hal-hal yang bersifat wajib. Berusaha bersungguh-sungguh untuk dapat mengamalkannya. Sebab dengan mengamalkan yang wajib, seseorang akan mendapatkan pertolongan dan penjagaan dari Allah, sehingga ia bisa mengamalkan amal-amal baik lainnya.
  5. Berusaha semaksimal mungkin menjauhkan diri dari segala perbuatan dosa dan kemaksiatan. Sebab apabila seseorang telah masuk dalam pintu dosa dan kemaksiatan, maka dia akan susah keluar darinya. Bahkan! Tidak jarang yang menjadi pengajak pada kemaksiatan.
  6. Memperbanyak doa. Doa adalah senjata seorang muslim. Dengan doa, banyak hal-hal luar biasa yang dapat terwujud karena sebabnya.
  7. Menjauhi dari sumber-sumber fitnah dan syubhat. Dengan seperti ini, seorang hamba akan menyelamatkan dirinya dan orang lain dari terbukanya pintu-pintu keburukan.
  8. Lemah-lembut ketika berinteraksi dengan orang lain dan memiliki akhlak mulia. Seorang hamba yang tidak memiliki akhlak, maka dia tidak akan mampu membuka hati orang yang ia dakwahi.
  9. Menjadi orang terdepan dalam melakukan kebaikan. Dengan seperti ini ia tidak hanya akan menjadi orang yang memerintahkan orang lain dalam kebaikan, tapi ia akan menjadi teladan dalam hal itu.
  10. Sering merenungkan tentang surga, neraka, dan saat-saat berdiri di hadapan Allah subhanahu wata’ala. Dengan seperti ini dia akan selalu termotivasi untuk menjadi seorang hamba pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.
  11. Bersahabat dengan orang-orang yang baik lagi shalih. Sebab teman dekat bisa menumbuhkan motivasi untuk melakukan kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.
  12. Semangat dan antusias menyebarkan kebaikan kepada orang lain.
  13. Tidak meremehkan kebaikan sedikitpun, dan selalu berusaha memanfaatkan pintu-pintu kebaikan yang saat itu terbuka untuknya. Sebab berbagai kebaikan itu ditarik oleh kebaikan yang pertama yang pernah dilakukan oleh seseorang.
  14. Seorang muslim tidak boleh meremehkan kebaikan dan amal shalih yang dilakukan orang lain, meskipun amalan itu benar-benar remeh menurutnya.
  15. Berusaha semaksimal mungkin untuk membersihkan dan mensucikan jiwa dari berbagai penyakit hati, seperti hasad, iri, dengki, dendam, dan penyakit hati lainnya. Sebab ketika seorang hamba masih memiliki penyakit hati, maka dia tidak akan bisa menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.
  16. Cinta kebaikan dan suka memberikan manfaat untuk sesama manusia.

(Buku ShahihFiqih yang berujudul, “Insan Pembuka Pintu Kebaikan & Penutup Pintu Keburukan” hal. 1-107)

Follow Akun Kami

Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.

Shahihfiqih.com © Copyright 2024 | All Rights Reserved
Powered by Fahd Network