Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ، وَلَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ، وَبِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ، وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فِي ذَاتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوقَاتِهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، الْمُقْتَدِينَ بِهِ فِي كُلِّ حَالَاتِهِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
Ma’asyirol muslimin wazumrotal mukminin…
Dari mimbar yang mulia ini, khatib kembali mengingatkan diri sendiri dan segenap jamaah agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. dengan menjalankan perintah-Nya semampu kita dan menjauhi larangan-Nya. Sebab, takwa adalah sebaik-baik bekal, dan takwa pula yang menjadi kunci keselamatan di dunia maupun di akhirat.
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 189)
Sidang jama’ah jumat yg Allah muliakan…
Ketahuilah, salah satu hal terpenting yang wajib dijaga adalah lisan. Ia bagaikan pedang bermata dua, bisa mengangkat pemiliknya menuju derajat tinggi dalam keimanan jika digunakan untuk hal-hal yang diridhai Allah, namun bisa pula menjerumuskannya ke dalam neraka jika dibiarkan tanpa kendali.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ.
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang diridhai Allah, tanpa ia menyadarinya, lalu Allah mengangkat derajatnya karena kalimat itu. Dan sungguh, seorang hamba juga bisa mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai Allah, tanpa ia menyadarinya, lalu ia terjerumus karenanya ke dalam neraka Jahannam.” (HR. Bukhari, no. 6478)
Maka jagalah lisan kita dari dusta, ghibah, adu domba, dan saling sindir menyindir. Betapa banyak pertengkaran, perpecahan, perceraian, tawuran, bahkan pembunuhan, semua itu bermula dari ucapan, lalu berakhir dengan penyesalan.
Nabi ﷺ bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا بِاللَّعَّانِ وَلَا بِالْفَاحِشِ الْبَذِيءِ
“Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperilaku keji, atau berkata kotor.” (HR. Tirmidzi, no. 1977)
Sebaliknya, sering kali kita menyaksikan perubahan hidup yang signifikan, jilbab yang mulai dikenakan, sholat yang kembali ditegakkan, Al-Qur’an yang mulai ditartilkan, sedekah yang dirutinkan, maksiat yang perlahan ditinggalkan, dan hati yang mantap dalam keimanan, semuanya berawal dari satu nasihat menyentuh hati yang disampaikan.
Ikhwatal Iman..
Sesungguhnya lisan ini akan mengikuti arah yang dibiasakan oleh pemiliknya. Jika ia membiasakan diri untuk berkata jujur, maka lisannya akan terbiasa dengan kejujuran, dan surga menjadi balasannya.
Sebaliknya, jika ia membiarkan lisannya terbiasa berdusta, maka dusta akan menjadi mudah baginya, dan neraka menjadi ancamannya.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذّابًا
“Berpeganglah kalian pada kejujuran, karena kejujuran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun ke surga. Seseorang akan terus berkata jujur dan berusaha jujur hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur. Dan jauhilah dusta, karena dusta menuntun kepada kefajiran (kedurhakaan), dan kefajiran menuntun ke neraka. Seseorang akan terus berdusta dan berusaha berdusta hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim, no. 2607)
Rasulullah ﷺ pernah ditanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟
“Wahai Rasulullah, amalan apa yang paling banyak memasukkan orang ke surga?”
Beliau menjawab:
تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.”
Lalu beliau ditanya lagi:
وَمَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ؟
“Apa yang paling banyak menyeret orang ke neraka?”
Beliau bersabda:
الْفَمُ وَالْفَرْجُ
“Dua rongga: mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi, no. 2004, Ibnu Majah, no. 4246, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Sidang jamaah yang Allah muliakan…
Saking berbahayanya lisan ini, keistiqomahan atau tidaknya anggota badan kita dipengaruhi olehnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ، وَتَقُولُ: اتَّقِ اللَّهَ فِينَا، فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا، وَإِنِ اعْوَجَجْتَ
اعْوَجَجْنَا
“Apabila anak Adam memasuki waktu pagi, maka seluruh anggota tubuhnya akan merendahkan diri kepada lisannya seraya berkata: “Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga kami! Jika engkau lurus, maka kami pun akan lurus; dan jika engkau menyimpang, maka kami pun akan menyimpang bersamamu.” (HR. Tirmidzi, no. 2407)
Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ menggambarkan betapa buruknya sifat bermuka dua. Karena kedustaannya, orang seperti ini disebut sebagai seburuk-buruknya manusia. Beliau ﷺ bersabda:
وَتَجِدُونَ شَرَّ النَّاسِ ذَا الوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ، وَيَأْتي هَؤُلاءِ بِوَجْهٍ
“Kalian akan mendapati manusia yang paling buruk adalah orang yang bermuka dua, yang datang kepada orang-orang ini dengan satu wajah dan datang kepada orang-orang itu dengan wajah yang lain.” (HR. Muslim, no. 2526)
أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَلِيَّ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ لِقَاءِهِ
Sidang jama’ah jumat yang Allah muliakan..
Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang benar, niscaya amal ibadah kita akan membaik, dan dosa kita akan terampuni
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (٧٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah meraih kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 70-71)
Maasyirol muslimin..
Jadilah hamba Allah yang cerdas, yang tahu betapa berharganya nikmat lisan, lalu menggunakannya untuk hal-hal yang baik. Berkata sopan kepada yang lebih tua, penuh kasih kepada yang lebih muda. Tidak merendahkan orang lain, tidak melukai hati dengan ucapan, tidak bersuka cita atas musibah orang lain. Tidak sembarang berkomentar, apalagi di era media sosial seperti sekarang, dan tidak menjadi penyebar hasutan.
Rasulullah ﷺ memberikan jaminan surga bagi siapa saja yang mampu menjaga enam perkara dalam dirinya, dua di antaranya berkaitan dengan lisan:
اضْمَنُوا لِي سِتًّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ: اصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ، وَأَوْفُوا إِذَا وَعَدْتُمْ، وَأَدُّوا إِذَا اؤْتُمِنْتُمْ، وَاحْفَظُوا فُرُوجَكُمْ، وَغُضُّوا أَبْصَارَكُمْ، وَكُفُّوا أَيْدِيَكُمْ.
“Berikanlah jaminan kepadaku enam hal dari dirimu, maka aku akan menjamin surga untukmu: jujurlah ketika berbicara, tunaikan amanah ketika diberi kepercayaan, penuhilah janji ketika berjanji, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan tahanlah tanganmu dari keburukan.” (HR. Ahmad, no. 22809, Hakim, no. 8279)
Sidang jamaah yang Allah muliakan..
Bukanlah orang yang bangkrut di antara kita itu yang saldonya nol rupiah di rekening, tetapi yang kerap beramal shalih namun masih menzhalimi sesama. Pada hari kiamat, pahala-pahalanya akan diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zhalimi. Dan jika pahalanya telah habis, maka dosa-dosa mereka akan dibebankan kepadanya. Itulah sejatinya orang yang bangkrut.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang pandai menjaga lisan, dan tidak berbicara kecuali dengan kata-kata yang mengundang ridha-Nya.
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ…
إِنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيَّهَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًاً.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، وَيَا قَاضِي الْحَاجَاتِ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينِنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا وَوَفِّقْهُمْ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَقَرِّبَ إِلَيْهِمْ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ، وَجَنِّبْهُمْ بِطَانَةَ السُّوءِ.
اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ، اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ، فِي فِلَسْطِينَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْيَهُودِ، رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ، فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ.
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأْۡمُرُ بِٱلِۡعَدْۡلِ وَٱلِۡإِحْۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلِۡقُرْۡبَىٰ وَيَنْۡهَىَٰ عَنِ ٱلِۡفَحْۡشَآءِ وَٱلِۡمُنْكَرِ وَٱلِۡبَغٍّۡيِۚ يَعِظُكُمْۡ لَعَلَّكُمْۡ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ الْجَلِيلَ يُذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلِذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ..
(Terinspirasi dari khutbah Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dalam kitabnya Al-Fawakih Asy-Syahiyyah, hlm. 222-224)