Artikel Nasehat Ulama

Larangan Menyambung Shalat Wajib Dengan Shalat Sunnah Secara Langsung

๐Ÿƒ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุชููˆุตูŽู„ูŽ ุตูŽู„ุงูŽุฉูŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ู†ูŽุชูŽูƒูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฃูŽูˆู’ ู†ูŽุฎู’ุฑูุฌูŽ

โ€œJanganlah menyambung satu shalat dengan shalat yang lain, sebelum kita berbicara atau pindah dari tempat shalat.” (HR. Muslim 883)

๐Ÿ”ด PENJELASAN :
๐Ÿ‘ค Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata tentang hikmah larangan tersebut : โ€œKarena dengan menyambungnya dengan shalat lain akan mengesankan seolah-olah shalat itu mengikuti shalat yang pertama, dan (larangan menyambung) ini, mencakup shalat Jumโ€™at dan yang lainnya. Namun bila sudah dipisahkan dengan ucapan, atau dengan keluar dari tempat shalat tersebut, atau dengan mengucapkan istighfar, ataupun dzikir yang lain, itu berarti sudah melakukan pemisahan.โ€ (Shalat Tathowwuโ€™ fii Dhow-i Al Kitab wa As Sunnah, Saโ€™id bin Wahf Al Qohthoni, hal. 44-45)

๐Ÿ‘ค Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata :

ูู…ุซู„ุง ุฅุฐุง ุตู„ูŠุช ุงู„ุธู‡ุฑ ุงู„ุธู‡ุฑ ู„ู‡ุง ุฑุงุชุจุฉ ุจุนุฏู‡ุง ูˆุฃุฑุฏุช ุฃู† ุชุตู„ูŠ ุงู„ุฑุงุชุจุฉ ู„ุง ุชุตู„ ููŠ ู…ูƒุงู†ูƒ ู‚ู… ููŠ ู…ุญู„ ุขุฎุฑ ุฃูˆ ุงุฎุฑุฌ ุฅู„ู‰ ุจูŠุชูƒ ูˆู‡ูˆ ุฃูุถู„ ุฃูˆ ุนู„ู‰ ุงู„ุฃู‚ู„ ุชูƒู„ู… ู„ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู†ู‡ู‰ ุฃู† ุชูˆุตู„ ุตู„ุงุฉ ุจุตู„ุงุฉ ุญุชู‰ ูŠุฎุฑุฌ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ุฃูˆ ูŠุชูƒู„ู… ูˆู„ู‡ุฐุง ู‚ุงู„ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูŠุณู† ุงู„ูุตู„ ุจูŠู† ุงู„ูุฑุถ ูˆุณู†ุชู‡ ุจูƒู„ุงู… ุฃูˆ ุงู†ุชู‚ุงู„ ู…ู† ู…ูˆุถุนู‡ ูˆุงู„ุญูƒู…ุฉ ู…ู† ุฐู„ูƒ ุฃู„ุง ูŠูˆุตู„ ุงู„ูุฑุถ ุจุงู„ู†ูู„ ูู„ูŠูƒู† ุงู„ูุฑุถ ูˆุญุฏู‡ ูˆุงู„ู†ูู„ ูˆุญุฏู‡ ุญุชู‰ ู„ุง ูŠุฎุชู„ุท ู‡ูƒุฐุง

“Sebagai contoh, jika engkau shalat Dzuhur yang dimana shalat Dzuhur itu memiliki shalat sunnah rotibah (baโ€™diyah) setelahnya, dan jika engkau ingin shalat sunnah rotibah itu, maka janganlah engkau lakukan shalat sunnah rotibah tersebut di tempatmu (tempat melakukan sholat Dzuhur tadi). Bangkitlah ke tempat lain atau keluarlah ke rumah (untuk dikerjakan di rumah) maka itu lebih utama. Atau paling tidak, engkau berbicara (sebagai pemisah antara sholat wajib dengan sunnah). Karena Nabi shallallahu alaihi wasallam melarang shalat disambung (langsung) dengan shalat lainnya hingga seorang keluar atau berbicara. Karena itu para Ulama berkata : Disunnahkan memisahkan antara sholat Fardhu dengan sholat sunnahnya dengan ucapan(berbicara) atau berpindah tempat. Hikmahnya dalam hal itu adalah agar sholat fardhu tidak disambung dengan shalat sunnah. Akan tetapi shalat fardlu sendiri dan sholat nafilah (sunnah) sendiri. Sehingga tidak bercampur menjadi satu.” (syarh Riyadhis Shalihin 1/1301)
_____________________________

  • โœ Penyusun | Abdullah bin Suyitno (ุนุจุฏุงู„ู„ู‡ ุจู† ุตูŠุชู†)ย 

Follow Akun Kami

Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.

Shahihfiqih.com ยฉ Copyright 2024 | All Rights Reserved
Powered byย Fahd Network