Artikel

Memasuki “prime Time” !!!

Mari saudaraku..!! Ini waktunya..!!

? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَالْفَجْرِ. وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Demi fajar. Dan (demi) hari yang sepuluh.” (Qs. Al-Fajr 1-2)

? Para Salaf menjelaskan bahwa Allah bersumpah dengan “demi hari yang sepuluh” adalah sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan. Sebagaimana Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan :

:ليالي العشر اﻷخير من رمضان ، أفضل من ليالي عشر ذي الحجة ، و أيام عشر ذي الحجة أفضل من أيام عشر رمضان ، وبهذا التفصيل يزول اﻹشتباه ، ويدل عليه أن ليالي العشر من رمضان إنما فضلت بإعتبار ليلة القدر ، وهي من الليالي ، و عشر ذي الحجة إنما فضل بإعتبار أيامه، إذ فيه يوم النحر ، و يوم عرفة ،و يوم التروية

“Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama (siang hari) Dzulhijjah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dari penjelasan keutamaan seperti ini, hilanglah kerancuan yang ada. Jelaslah bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya (lailatul qadar). Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijjah lebih utama ditinjau dari siangnya karena di dalamnya terdapat hari nahr (qurban), hari ‘Arofah dan terdapat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah)” (Zaadul Ma’ad, 20)

? Oleh karenanya Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhori 2017)

Mari maksimalkan dan fokuskan mencarinya dengan apa yang kita miliki dalam menyambut prime time ini (sepuluh malam terakhir) dengan beritikaf.

? Ubay bin Ka’ab radhiyallahu anhu berkata :

أَنَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْر الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَان

“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan I’tikaf sepuluh akhir Ramadan.” (HR. Nasa’i, Abu Daud) shahih oleh Ibnu Hibban

? Aisyah radhiyallahu anha berkata :

أَنَّ اَلنَّبِيَّ -صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ

“Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah.” (HR. Bukhori 2026 dan Muslim 1172).

? Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata : “Tidak diragukan lagi bahwa I’tikaf di masjid merupakan salah satu kebaikan. Di bulan Ramadhan itu lebih utama dibandingkan di selain Ramadhan.” (Majmu’ Fatawa, 15/437)

Semoga Allah mudahkan banyak kebaikan bagi kita semua..

_______________________________

  • Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن) 
  • Disusun 21 Ramadhan 1438 H / 15 Juni 2017

Follow Akun Kami

Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.

Shahihfiqih.com © Copyright 2024 | All Rights Reserved
Powered by Fahd Network