Artikel Mutiara Hadits

Lisanmu.. Lisanmu..

Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :

يا رسول الله إن فلانة تقوم الليل وتصوم النهار، وتفعل وتصدق وتؤذي جيرانها بلسانها

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah suka sholat malam, puasa di siang hari, mengerjakan (berbagai kebaikan) dan bersedekah, hanya saja ia suka mengganggu para tetangganya dengan LISANNYA”. 

🔴 Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

لا خير فيها، هي من أهل النار

“TIADA KEBAIKAN PADA WANITA INI, dia termasuk penghuni neraka.”

Mereka bertanya lagi :

وفلانة تصلي المكتوبة وتصدق بأثوار، ولا تؤذي أحدا

“Sesungguhnya si Fulanah (yang lain) mengerjakan hanya sholat wajib dan bersedekah dengan sepotong keju, namun LISANNYA tidak pernah mengganggu seorangpun?”. 

🔴 Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun bersabda :

هي من أهل الجنة

“Dia termasuk penghuni surga”. (HR. Bukhori, Shahih al-Adab al-Mufrad, 88)
_________________

📌 Didalam hadist ini terdapat ancaman bagi wanita yang TIDAK BISA MENJAGA LISANNYA, yang sering menyakiti orang disekitarnya, meskipun dia banyak melakukan amalan-amalan kebaikan.
📌 Bagaimana lagi dengan wanita yang lisannya sering menyakiti sedangkan dia dalam keadaan hanya sedikit beramal, bahkan masih banyak memiliki kekurangan dari amalan wajib maupun sunnahnya?

Karenanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM.” (HR. Bukhori 6018, Muslim 47)

👤 Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhahullah berkata :

“Ucapan itu adakalanya baik atau buruk. Siapapun yang telah mengetahui ucapannya baik maka katakanlah setelah memikirkan dan memastikannya. DAN DIAM ITU LEBIH BAIK DARI BERBICARA YANG TIADA FAIDAH PADANYA. Sepatutnya seorang hamba itu memelihara lisannya, sebab manusia itu tidaklah ditelungkupkan atas hidung-hidung mereka di dalam neraka melainkan lantaran hasil lisan mereka.” (Bahjah an-Nazhirin, I : 388)

“Hadits ini jelas menerangkan bahwasanya sepatutnya TIDAK MENGUCAPKAN SUATU PERKATAAN KECUALI APABILA UCAPAN ITU BAIK, yaitu jelas kemashlahatan atau kebaikannya. Tetapi kapan saja ragu-ragu terhadap kemashlahatannya, maka janganlah berbicara.” (Bahjah an-Nazhirin III : 8)

____________________________

  • Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)

Follow Akun Kami

Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.

Shahihfiqih.com © Copyright 2024 | All Rights Reserved
Powered by Fahd Network