Syumail Ibnu ‘Ajlan rahimahulah pernah ditanya: هل يبكي المنافق : فقال : يبكي من رأسه فأما قلبه فلا “Apakah orang munafiq bisa menangis??” Beliau pun menjawab: “Ia menangis di sebagian kepalanya (matanya) namun hatinya tidak..” Al Hilyah 3/152
Allah Ta’ala berfirman : . إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (Qs. An-Nisa 145) . Dan inilah tanda munafik yang dijelaskan boleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : أَرْبَعٌ […]
Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, إن المؤ من أحسن الظن فأحسن العمل “Seorang yang beriman akan selalu berprasangka baik kepada Allah, sehingga ia akan memperbagus amalannya. وإن المنافق أساء الظن فأساء العمل Adapun orang munafik, dia terus berprasangka buruk kepada Allah, sehingga amalannya pun jelek.” Az-Zuhud, karya Imam Ahmad, hlm. 231 dan 232
Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata: فمن أظهر للناس خشوعًا فوق ما في قلبه فإنَّمَا هو نفاق على نفاق. “Siapa yang menampakkan kepada orang lain kekhusyukan melebihi apa yang ada dalam hatinya maka itu merupakan kemunafikan di atas kemunafikan.” ____________ Rawai’ut Tafsir, jilid 2 hlm. 11
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: الصفة الفارقة بين المؤمن والمنافق هو الصِّدقُ. “Sifat yang membedakan antara seorang mukmin dan munafik adalah kejujuran.” __________ Majmu’ul Fatawa, jilid 20 halaman 75
? Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan hafidzahullah berkata : “Fitnah itu seperti angin topan, dan seseorang tidak akan selamat darinya kecuali dgn berpegang teguh dengan sunnah, dan tidak mungkin seseorang bisa berpegang teguh dengan sunnah kecuali jika ia mengetahuinya.” _______________ Syarh Kitab Alubudiyah halaman 90
Orang-orang zhalim menilai secara terbalik. Kebaikan mereka anggap kerusakan, sedangkan kerusakan mereka anggap kebaikan. وَقَالَ الْمَلَأُ مِن قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُ مُوسَىٰ وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ ۚ … [الأعراف : 127] “Para pembesar kaumnya Fir’aun berkata kepada Fir’aun, “Apakah kamu akan biarkan Musa dan kaumnya berbuat kerusakan di bumi, dan meninggalkanmu dan sesembahanmu?” (Qs. […]
Sepandai-pandainya seseorang dalam menguasai ilmu dunia, tetaplah jahil di mata Allah bila ia lalai dengan akhiratnya. وَعْدَ اللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (6) يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ (7) [الروم : 6-7] Itulah janji Allah. Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia […]
Fir’aun mengerahkan pasukannya untuk membunuh setiap bayi lelaki Bani Israil, maka semuanya (yang tidak menjadi musuh) dibunuhnya, kecuali musuh sesungguhnya (Musa) yang dipeliharanya dalam istana… Bahkan Fir’aun kebingungan ketika Musa tak mau disusui oleh wanita manapun… Akhirnya, kembalilah Musa ke buaian ibunya dengan jaminan nafkah dari Fir’aun. __________________ Renungan Al Qasas ayat 7-13 by Sufyan […]
? Hasan Al Bashri rahimahullah berkata : مِنَ النِّفَاقِ اِخْتِلاَفُ القَلْبِ وَاللِّسَانِ ، وَاخْتِلاَفُ السِّرِّ وَالعَلاَنِيَّةِ ، وَاخْتِلاَفُ الدُّخُوْلِ وَالخُرُوْجِ “Di antara tanda kemunafikan adalah berbeda antara hati dan lisan, berbeda antara sesuatu yang tersembunyi dan sesuatu yang nampak, berbeda antara yang masuk dan yang keluar.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 490) Rasulullah shallallahu alaihi […]
Al-Hasan rahimahullah berkata : إِنّ المؤمنينَ عجّلوا الخوفَ فِي الدُّنيَا فَأَمَّنَهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِنّ الْمُنَافِقِينَ أَخَّرُوا الخوفَ فِي الدُّنيَا فَأخَافَهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيامَةِ “Sesungguhnya kaum mukminin menyegerakan ketakutan mereka di dunia sehingga di akhirat kelak Allah akan memberikan rasa aman kepada mereka. Adapun orang-orang munafik mengakhirkan rasa takut mereka di dunia sehingga kelak pada […]
? Al-Imam al-Auza’i rahimahullah : الوعد بقول : إن شاء الله ، مع إضمار عدم الفعل نفاق. “Termasuk kemunafikan, seseorang berjanji dengan mengucapkan insyaAllah, padahal di balik ucapan itu ia sendiri tidak mau memenuhinya.” ______________________ Jami’ul Ulum wal Hikam, 2/482
• Mari muhasabah diri kita, terutama lisan kita.. • Sudahkah selama ini kita gunakan untuk hal-hal yang Allah ridhoi… • Sudahkah kita banyak bersyukur atas nikmat..? • Atau justru kita terlampau sering kufur atas nikmat..? Allah Ta’ala berfirman : وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ . […]
Saudaraku, • Saat engkau menyeru dalam kebaikan-kebaikan.. • Saat engkau menunjukkan suatu jalan kebaikan.. • Maka janganlah engkau melupakan dirimu sendiri.. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ “Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri.” (Qs. Al-Baqarah 44) ? Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata : “Berhati-hatilah, […]
Doa saat bertemu dengan musuh dan penguasa اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ “Ya Allah! Sesungguhnya aku menjadikan Engkau di leher mereka (agar kekuatan mereka tidak berdaya dalam berhadapan dengan kami). Dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekan mereka.” ____________________________ HR. Abu Dawud : 2/89, dishahihkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi 2/142
Berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah ‘alaihim jami’an, Ijma.
Shahihfiqih.com © Copyright 2024 | All Rights Reserved Powered by Fahd Network
